Read More
HDR city lights Pictures, Images and Photos

Photography

Pengertian Fotografi, Fotografi (Photography) berasal dari 2 kata yaitu Photo yang berarti cahaya dan Graph yang berarti tulisan / lukisan. Dalam seni rupa, fotografi adalah proses melukis / menulis dengan menggunakan media cahaya.

Teknik-teknik Photography

Slow Speed night adalah contoh gambar di atas. mari kita lihat teknik-teknik photography.

Teknik-teknik photography yang saya ketahui. Melalui tulisan ini saya ingin berbagi pengetahuan dan pengalaman tentang photography. Bukan berarti sudah jago sih, kalau ada kategori di bawah amatir itulah saya. Saat ini saya pun masih dalam tahap terus belajar walaupun secara otodidak baik dari buku-buku fotografi maupun dari situs-situs fotografi. Mudah-mudahan tulisan ini bermanfaat!

Pada dasarnya membuat sebuah foto adalah memadukan antara Aperture dan Shutter Speed menjadi suatu kombinasi yang pas.
Apa itu Aperture dan Shutter Speed ?
  • Aperture yaitu bukaan diafragma lensa (bisa dianalogikan dengan bukaan mata kita
    saat melihat benda jarak jauh atau jarak dekat) biasanya dalam ukuran f/2.8, f/5.6, f/7,f/11 dan seterusnya.
  • Shutter Speed yaitu kecepatan bukaan diafragma tadi, shutter speed berkenaan dengan berapa lama lensa menerima cahaya sewaktu diafragma di buka; dalam ukuran 1sec, 1/45sec, 1/125sec ,1/250sec, adapula yang 1/2000 sec dan seterusnya (sec:seconds/detik)
Perpaduan keduanya merupakan kombinasi yang unik, kombinasi yang saling mempengaruhi satu sama lain untuk menghasilkan sebuah foto yang kita inginkan (dan artistic tentunya).
Perpaduan Aperture dan Shutter Speed dapat menghasilkan Depth of Field (DoF) yang beragam.
Apa pula DoF itu? Depth of Field itu adalah rentang kedalaman fokus pada kamera, DoF merupakan ukuran rentang latar belakang objek foto dengan latar depannya. Mudahnya, bisa kita lihat dari blur atau tidaknya latar belakang foto kita. Kalau foto kita latar belakangnya blur berarti DoF nya dangkal begitu juga sebaliknya. Mengenai teknik dan trik mendapatkan Shallow DoF atau foto dengan latar belakang blur (ini biasanya menjadi favorit) akan saya buat tulisan terpisah.
Kembali ke Aperture (bukaan diafragma) dan Shutter Speed (kecepatan).
Aperture itu mengatur banyaknya cahaya yang masuk ke lensa kamera.
Semakin besar bukaan diafragma (aperture tadi) maka cahaya yang masuk semakin banyak. Bukaan diafragma besar ditandai dengan angka yang kecil misalnya f/2.8, f/4 sampai f/5.6. Fungsinya untuk menajamkan objek tunggal contohnya kalau kita akan memotret orang, bunga, hewan sebagai objek tunggal dan kita menginginkan latar belakang yang blur namun objeknya tetap tajam.
Sebaliknya bukaan diafragma yang kecil (ditandai dengan angka besar spt f/8,f/10, f/11 dst.) akan menajamkan semua bagian foto baik itu objeknya maupun latar belakangnya).
Kondisi ini berguna saat kita akan memotret objek seperti pemandangan ataupun perkotaan dimana hasil foto tajam semua.
Semakin besar bukaan diafragma, semakin sedikit wilayah ketajaman foto kita (shallow depth-of-field)

contoh pemilihan aperture terdapat pada foto berikut :
Pada contoh foto diatas ini saya menset kamera semi SLR (Canon Powershot S1IS) dengan bukaan diafragma yang besar f/4 (ditandai angka kecil) untuk mendapatkan "Shallow DoF". Karena pada saat itu cahaya agak mendung jadi kecepatan dibuat cukup lambat yaitu 1/20 sec, kombinasi ini masih memungkikan terhindar dari "camera shake" tanpa harus memakai tripod.
Dengan diafragma yang besar maka latar belakang menjadi blur. Karena foto ini sejenis snapshot jadi tidak banyak waktu untuk saya dalam menset variasi kombinasi kecepatan dan diafragma, kalau melakukan coba-coba dulu moment baik-nya tidak akan tertangkap, keburu berubah posisi modelnya, nanti anak saya keburu kabur !
Kemudian contoh untuk foto yang bukaan diafragmanya kecil (ditandai dengan angka besar) adalah foto pemandangan berikut ini : Foto ini bukaan diafragmanya f/14, shutter speed-nya 1/320sec. Diambil dengan kamera jenis SLR (Single Lens Reflex) Nikon D70s.
Dengan bukaan diafragma yang kecil (angkanya besar biasanya diatas 7) maka memungkinkan foto ini DoF nya luas sehingga foto menjadi tajam, dalam arti pemandangan yang ingin ditampilkan dapat terekam dengan jelas.
Mengenai Shutter speed,
shutter speed (kecepatan) ini mengatur berapa lama cahaya itu masuk. Contohnya: shutter speed 1sec (1 detik) berarti cahaya yang masuk lebih lama dibandingkan kalo shutter speed 1/250 sec ( 1/250 detik). Semakin lambat shutter speed, cahaya yang di peroleh akan semakin banyak.
Kalau diafragma berkaitan dengan ketajaman foto, maka Shutter speed ini berkaitan dengan “camera shake”. Semakin cepat shutter speed (bisanya yang aman diatas 1/125 sec) maka goncangan camera dapat diminimalisir. Dalam keadaan memotet bergerak (seperti dalam mobil) perlu kecepatan yang tinggi seperti1/1250 keatas. Bila kita menggunakan kecepatan yang lambat maka kemungkinan hasil foto kita goyang semakin
besar. Untuk mengatasinya kita bisa menggunakan tripod. Contoh foto dengan shutter speed tinggi adalah foto dibawa ini:

Foto ini kecepatannya 1/2000sec dan diafragmanya f/10. Foto ini diambil saat saya berada di dalam mobil yang melaju. Untuk menghindari
"camera shake" maka kecepatan saya set di 1/2000, karena saat memotret saya melawan sinar matahari jadi kecukupan cahaya saat itu memadai sehingga memungkinkan pula untuk memadukan shutter speed 1/2000sec dengan aperture f/10.
Selain menghindari “camera shake” kecepatan juga berguna untuk menangkap object yang sedang bergerak seperti pemain bola yang sedang berlari di lapangan.
Kombinasi keduanya, seperti yang telah saya singgung diatas, sangat saling mempengaruhi dan menentukan hasil akhir sebuah foto. Perpaduan shutter speed dan aperture tergantung
pada kondisi cahaya disekitar objek yang akan kita foto. Bagaimana cara melihat kondisi cahaya yang pas sehingga foto tidak buram (under exposure) ataupun foto tidak terlalu terang (over exposure) ? kita bisa melihat di view finder kamera kita. Disitu ada indikatornya, biasanya ditunjukkan dengan garis atau titik. Bila garis atau titik itu pas berada di tengah indikator kombinasi pencahayaan (exposure), maka foto sudah bisa ditampilkan.
Pada kondisi pencahayaan yang kurang, gunakan perpaduan kecepatan yang lambat dan bukaan diafragma yang besar (tergantung ketajaman yang diinginkan pula) untuk kecukupan cahaya. Seperti pada foto berikut :

Foto ini adalah contoh dimana nilai artistik sebuah foto tidak harus dihasilkan pada kombinasi shutter speed dan aperture yang pas atau normal. Foto ini adalah perpaduan shutter speed dan aperture yang diindikasikan pada kamera sebagai over exposure (kelebihan cahaya). Karena kondisi pencahayaan disekitar jembatan Erasmus Rotterdam malam hari minim sekali untuk sebuah foto, maka shutter speed saya buat lambat sekali yaitu pada angka 30sec sedangkan aperturenya f/7.1 (cukup untuk membuat tajam keseluruhan foto). Kamera indikator menunjukkan over exposure, tapi foto ini hasilnya lebih indah dibandingkan dengan foto serupa yang saya buat dengan kombinasi exposure yang lain yang mengikuti indikator pada kamera yang pas.

11 Responses so far.

  1. Anonim says:

    mantap gan thks

  2. Anonim says:

    aaaaaaaaaaaaa

  3. Anonim says:

    okeee gan . . . .

  4. bangun says:

    bagaimana cara mengatur bukaan diafragma dan kecepatan pada Nikon s3300?

Leave a Reply

Follow